fungsi kontrol sosial dalam pers mempunyai tujuan

Fungsipers sebagai kontrol sosial harus berani untuk membongkar kebususkan para oknum pemerintah. Hal ini diharapkan agar oknum pemerintah selalu berfikir telebih dahulu sebelum melakukan kecurangan karena jika mereka melakukan kecurangan yang terkena imbas adalah masyarakat. Para pejabat makin kaya sedangkan masyarakat semakin miskin. Fungsidan peran selanjutnya dari pers adalah sebagai media kontrol sosial. Maksud dari fungsi pers sebagai media kontrol sosial adalah pers harus bisa menjembatani semua pihak serta memberikan solusi setiap kerja yang dilakukan pemerintah. Fungsi dan peran pers sebagai lembaga ekonomi Fungsi dan peran terakhir pers adalah sebagai lembaga ekonomi. Dikatakan bagaimana pun pers atau media massa menurutnya tak lain fungsinya sebagai control social (kontrol sosial). Utamanya, dalam hal seputar kasus atau perkara tipikor setidaknya diharapkanya dapat memberikan efek jera terhadap para pelaku korupsi yang telah divonis oleh pihak pengadilan. (BANGKAPOS.COM/Ryan AP) Berikutini terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai pers, yakni sebagai berikut: 1. Menurut Wilbur Schramm, dkk dalam bukunya "Four Theories of the Press". Pers ialah the authoritarian, the libertarian, the social responsibility, dan the soviet communist theory. Keempat teori tersebut mengacu pada satu definisi pers sebagai Fungsikontrol sosial dalam pers mempunyai tujuan Iklan Jawaban 3.4 /5 10 amandaagustine Media Massa atau Pers memiliki peran penting dalam era demokrasi sekarang ini, pers salah satu wadah ekspresi rakyat, tempat komunikasi , dan pengawasan rakyat dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. mơ thấy người yêu có người khác. Menurut Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999. Dinyatakan bahwa pers merupakan lembaga sosial dan wahana kominukasi massa yang melakasanakan kegiatan jurnalistik. Dalam hal ini pers yang berperan sebagai media informasi tentunya memiliki fungsi pendidikan dan hiburan, selain itu pers juga berfungsi sebagai kontrol sosial. Dalam fungsi pers sebagai kontrol sosial terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur Social Participation keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan; Social Responsbility pertanggung jawaban pemerintah terhadap rakyat; Social Support dukungan rakyat terhadap pemerintah; Sosial Control pengawasan terhadap tindakan-tindakan pemerintah dimasyarakat Pers harus bisa menjembatani semua pihak, kontrol sosial dan dapat memberikan informasi yang berimbang dan aktual yang pada akhirnya dapat memberikan solusi dalam setiap kerja-kerja pemerintah. Saat ini di Negara kita masih banyak orang-orang yang tidak mampu, tidak memiliki pekerjaan namun para oknum pemerintah justru banyak yang melakukan korupsi. Disinilah seharusnya pers menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosial. Karena pemerintah akan cenderung mempertimbangkan suatu kondisi masyarakat ketika kondisi tersebut sudah diangkat dimedia massa dan mendapatkan respon yang cukup besar dari khalayak. Indonesia termasuk kedalam “lima besar” Negara yang paling korup. Dari 32 bupati/walikota hampir setengahnya tergantung korupsi dan banyak gubernur yang mengakhiri masa prna baktinya dibalik terali besi. Para pelaku korupsi telah menganggap bahwa pers merupakan bencana besar bagi mereka, sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan rekayasa tindakan korupsi dan melakukan transaksi secara lebih canggih. Untuk membongkar kecurangan oknum pejabat publik pers harus memiliki strategi yang lebih brilian. Fungsi pers sebagai kontrol sosial harus berani untuk membongkar kebususkan para oknum pemerintah. Hal ini diharapkan agar oknum pemerintah selalu berfikir telebih dahulu sebelum melakukan kecurangan karena jika mereka melakukan kecurangan yang terkena imbas adalah masyarakat. Para pejabat makin kaya sedangkan masyarakat semakin miskin. Dengan begitu cita-cita bangsa Indonesia yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 tidak akan pernah terwujud. Namun, insane pers juga harus menyajikan berita yang berimbang. Disaat ada kecurangan yang terjadi didalam pemerintahan hal itu harus dipublikasikan kepada khalayak. Jika pemerintah melaksanakan tugasnya dengan baik segala kebaikan pemerintah itu juga harus dipublikasikan dengan aktual dan faktual. Sehingga khalayak tidak memandang sebelah mata pada pemerintah dan insane pers menjadi control social yang menjembatani antara pemerintah dengan masyarakat yang bersifat “netral”. Untuk melaksanakan fungsi pers sebagai “kontrol sosial”, maka insane pers diharapkan untuk berperan lebih aktif lagi dalam sistem pemerintahan baik dalam hal yang berkaitan dengan aliran dana, kebijakan pemerintah dan sebagainya, sehingga terjadi transparansi didalam sistem pemerintahan kepada masyarakat. Pers harus mampu menjalankan peran pengawasan dan fungsi kontrol jalannya roda pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN demi terwujudnya kesejahteraan rakyat dan keadilan. Dalam konteks sebagai fungsi kontrol sosial ini, setiap hari pers selalu mengawasi pemerintah. Tepatnya, pers mengawasi aparatur pemerintah dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan. Wartawan harus mampu membongkar pelanggaran-pelanggaran hukum oleh aparat negara dengan tetap memperhatikan etika serta kepatutan kode etik pers. Dalam posisi ini, pers bertindak sebagai watchdog anjing penjaga terhadap pemerintah. Pada lingkup yang lebih luas, pers harus mampu menjalankan fungsi kontrol terhadap apa yang terjadi masyarakat. Baik sebagai informasi preventif mencegah kepada masyarakat agar tidak menyalahi norma-norma di masyarakat maupun informasi yang sifatnya menghukum atas pelanggaran seseorang pada norma sosial. Pers mempunyai kapasitas memberikan sanksi terhadap masyarakat yang menyimpang dari norma yang berlaku. Berdasarkan fungsi dan peranan pers yang demikian, lembaga pers sering disebut sebagai pilar keempat demokrasi the fourth estate setelah lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta pembentuk opini publik yang paling potensial dan efektif. Namun, fungsi peranan pers itu baru dapat dijalankan secara optimal apabila terdapat jaminan kebebasan pers dari pemerintah. Sulit dibayangkan bagaimana peranan pers tersebut dapat dijalankan apabila tidak ada jaminan kebebasan pers. Fungsi kontrol sosial tersebut sering dianggap yang paling utama karena mengawasi jalannya pemerintahan. Namun, dari sudut pandang lain, bisa juga dikatakan bahwa fungsi media yang paling menonjol adalah fungsi mendidik, tentu mendidik dalam arti luas. “Dalam mendidik, sebenarnya sudah tercakup fungsi memberi informasi, menghibur, mengontrol, mewariskan kebudayaan, merekatkan masyarakat, dan lain-lain. Menjalankan fungsi mendidik dalam arti luas itu antara lain bermakna menjelaskan apa yang terjadi dengan berita daripada merasa penting karena menerima informasi yang paling awal Ecip, 20078.” a. Pers, pemerintah, dan masyarakat Kebutuhan informasi merupakan kebutuhan mendasar, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Manusia merasa butuh untuk dapat mengikuti peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya, informasi yang mencerdaskan kehidupannya, informasi yang memperluas cakrawalanya, bahkan membantu menjaga/meningkatkan status sosialnya. Pemerintah tentu menyadari kemampuan pers untuk menyampaikan informasi kepada sejumlah besar khalayak dalam waktu singkat. Hal itu tidak diragukan lagi. Pemerintah dapat menggandeng pers untuk menyampaikan kebijakan dan program pembangunan, sedangkan masyarakat menyalurkan aspirasinya sebagai kontrol sosial. Secara umum, dapat dikatakan di Indonesia ada yang namanya kebebasan pers, tetapi dibatasi dengan pengawasan pemerintah. Hubungan pers dan pemerintah mengarah pada “pers yang bertanggung jawab”, yang pengertiannya bisa subjektif menurut pemerintah. Apabila salah langkah, bisa fatal akibatnya bagi pers. Itulah sebabnya terjadi pemberedelan di era Soekarno ataupun era Soeharto. Kekuatan pers disadari betul oleh pemerintah. Orde Baru sejak kelahirannya telah menggunakan peran penting pers. Sejak subuh 1 Oktober 1965, ketika terjadi kudeta, penguasa segera melakukan penguasaan media massa. “RRI yang diduduki pihak kudeta hari itu direbut kembali oleh tentara. TVRI yang bersiaran hitam putih untuk Jakarta dan sekitarnya sudah dalam pengamanan tentara. Semua surat kabar tidak boleh terbit sejak 2 Oktober 1965, kecuali dua surat kabar harian yang diselenggarakan tentara, yakni surat kabar Berita Yudha yang dibuat oleh TNI Angkatan Darat dan surat kabar Angkatan Bersenjata yang diterbitkan Angkatan Bersenjata. Surat kabar yang ingin terbit kembali harus mengurus izin baru, terutama izin yang dikeluarkan oleh tentara, yaitu surat izin cetak SIC. Surat kabar yang beraliran kiri tidak berani mengurus kembali izinnya, apalagi SIC, hingga seluruh media massa dalam kontrol penguasa baru Ecip, 2007 13—14.” Surat kabar yang mudah terbit di masa Soekarno, terutama karena hanya bermodal semangat dan kepentingan politik tertentu, tidak bisa tumbuh di era pemerintahan Soeharto. Orde Baru bahkan mencabut subsidi kertas yang pada masa Soekarno tiap penerbit bisa menikmati selisih sekitar 30 persen dari harga pasar. Selama sekitar 30 tahun kekuasaan Orde Baru, kontrol terhadap pers benar-benar dilakukan, terutama melalui surat izin usaha penerbitan pers SIUPP. Apabila berita sebuah media tidak berkenan di mata pemerintah, siap-siaplah SIUPP-nya dibatalkan. Artinya, kemungkinan besar media itu harus tutup selamanya. Ketentuan SIUPP lahir melalui Peraturan Menteri Penerangan Permenpen Nomor 1/1984, turunan dari UU Nomor 21/1982 tentang Pers. Jatuhnya kekuasan Soeharto memang menjadi berkah bagi pers. Pada era Habibie, pers Indonesia menjadi bebas, tidak ada teguran, dan tidak perlu izin penerbitan Undang-Undang Nomor 40/1999 tentang Pers. Apabila berniat menerbitkan pers, cukup mendaftarkan diri sebagai badan hukum, mencantumkan siapa penanggungjawabnya, dan di mana alamatnya. Terjadilah di era Reformasi hingga kini pers yang sangat bebas, bahkan oleh sementara orang dianggap sudah dalam taraf kebablasan. b. Sembilan elemen jurnalisme Betapa pun pers memiliki kebebasan, sebuah karya jurnalisme harus tunduk pada kaidah-kaidah yang selama ini ada. Setiap karya jurnalisme haruslah faktual, aktual, lengkap, jelas, objektif, berimbang, dan tentu saja etis. Kaidah itulah yang mestinya menjadi pemandu insan pers dalam bekerja. Di situlah hati nurani jurnalisme bermuara. Secara gamblang, gambaran tentang hati nurani jurnalisme ditegaskan oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel pada 2001 dalam karyanya yang fenomenal The Elements of Jurnalism What Newspeople Should Know and Sembilan Elemen Jurnalisme Apa yang Seharusnya Diketahui Wartawan dan Diharapkan Publik. Buku The Elements of Jurnalism diluncurkan di lima kota di Indonesia Jakarta, Medan, Surabaya, Bali, dan Yogyakarta seraya menghadirkan Bill Kovach selama 17 hari pada November 2003. Dalam peluncuran di Surabaya, Kovach yang juga ketua Committee of Concerned Journalist, sebuah lembaga kewartawanan yang peduli kepada publik di Amerika, mengungkapkan, “Sembilan elemen itu saya dapatkan setelah melakukan wawancara dengan tiga ribu wartawan di Amerika.” Pernyataan Kovach tersebut membuktikan bahwa bukunya dikerjakan dengan banyak penelitian dan wawancara. Analisisnya komprehensif, dalam, panjang, dan tentu terasa penting bagi jurnalis yang haus akan pengetahuan. Sembilan elemen jurnalisme yang dipopulerkan Kovach meliputi Kovach dan Rosenstiel, 2001 12—13 1. journalism’s first obligation is to the truth kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran, 2. its first loyalty is to citizens loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada masyarakat, 3. it’s essence is a discipline of verification inti sari jurnalisme adalah disiplin verifikasi, 4. it’s practitioners must maintain an independence from those they cover praktisi jurnalisme harus menjaga independensi terhadap sumber berita, 5. it must serve as an independent monitor of power jurnalisme harus menjadi pemantau kekuasaan, 6. it must provide a forum for public criticism and compromise jurnalisme harus menyediakan forum kritik ataupun dukungan masyarakat, 7. it must strive to make the significant interesting and relevant jurnalisme harus berupaya keras untuk membuat hal yang penting menarik dan relevan, 8. it must keep the news comprehensive and proportional jurnalisme harus menyiarkan berita komprehensif dan proporsional, 9. it’s practitioners must be allowed to exercise their personal conscience praktisi jurnalisme harus diperbolehkan mengikuti nurani mereka. Sembilan elemen tersebut merupakan navigasi agar kerja jurnalisme tidak salah arah sehingga selalu dekat dengan masyarakat. Dasar-dasar tersebut tidak boleh dicaplok oleh konglomerasi, termanipulasi oleh tujuan politik, atau yang lainnya. Jurnalisme memiliki peran strategis dalam membangun dan mencerdaskan masyarakat. Lebih dari itu, ia hadir untuk memenuhi hak-hak warga negara. Kovach dan Rosenstiel tidak hanya menyajikan konsep atau teori belaka. Mereka mengupas secara mendalam sembilan topik yang disebut sebagai prinsip utama jurnalisme. Mereka juga menyertakan contoh-contoh kasus untuk setiap elemen, baik contoh yang baik maupun contoh yang buruk, dari apa yang pernah diberitakan media atau pers Amerika Serikat. 1 Mengapa masyarakat umum lebih akrab dengan kata pers? 2 Berikan contoh bahwa pemerintah Orde Baru memanfaatkan peran penting pers untuk melestarikan kekuasaannya? 3 Jelaskan apa yang dimaksud dengan pers memiliki fungsi mendidik? 4 Sejak era Reformasi 1999, apa saja syarat untuk mendirikan pers? Petunjuk Jawaban Latihan 1 Umumnya, masyarakat lebih akrab dengan kata pers karena sering melihat wartawan ketika bertugas membawa kartu bertuliskan PERS secara mencolok yang dikalungkan di lehernya. Selain itu, tulisan PERS bisa juga tertera di topi, rompi, peralatannya, bahkan kendaraannya, seperti sepeda motor atau mobil. 2 Pemerintah Orde Baru sejak kelahirannya telah menggunakan peran penting pers. Sejak subuh 1 Oktober 1965, ketika terjadi kudeta, penguasa segera melakukan penguasaan media massa. “RRI yang diduduki pihak kudeta, hari itu direbut kembali oleh tentara. TVRI yang bersiaran hitam putih untuk Jakarta dan sekitarnya sudah dalam pengamanan tentara. Semua surat kabar tidak boleh terbit sejak 2 Oktober 1965, kecuali dua surat kabar harian yang diselenggarakan tentara, yakni surat kabar Berita Yudha yang dibuat oleh TNI Angkatan Darat, dan surat kabar Angkatan Bersenjata yang diterbitkan Angkatan LAT IH A N Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! Bersenjata. Surat kabar yang ingin terbit kembali harus mengurus izin baru, terutama izin yang dikeluarkan oleh tentara, yaitu surat izin cetak SIC. Kemudian, kontrol terhadap pers dilakukan terutama melalui surat izin usaha penerbitan pers SIUPP. Apabila berita sebuah media tidak berkenan di mata pemerintah, siap-siaplah SIUPP-nya dibatalkan. Artinya, kemungkinan besar media itu harus tutup selamanya. 3 Khalayak lebih mudah dipengaruhi media. Banyak anak yang lebih terpengaruh mengikuti pesan-pesan media terutama lewat televisi ketimbang nasihat orang tua. “Media massa telah mengambil alih peran-peran orang tua, guru, kiai, pendeta, dan bahkan penguasa politik sekalipun. Media ternyata memiliki kekuatan raksasa dalam memengaruhi sekaligus mengubah pola pikir, sikap dan perilaku, serta publik. Media telah berhasil memainkan salah satu fungsinya sebagai saluran yang efektif dalam melakukan pendidikan sosial, politik, moral, dan berbagai arti kehidupan lainnya secara masal Muhtadi, Asep Saeful, 1999 29.” 4 Sejak era Reformasi, syarat untuk mendirikan pers adalah mendaftarkan diri sebagai badan hukum, mencantumkan siapa penanggungjawabnya, dan di mana alamatnya. Pers dan jurnalisme mempunyai hubungan yang sangat erat, bahkan merupakan suatu kesatuan. Pers sebagai lembaga media komunikasi massa tidak akan berguna apabila sajiannya jauh dari prinsip-prinsip jurnalisme. Sebaliknya, karya jurnalisme tidak akan bermanfaat tanpa disampaikan oleh pers sebagai medianya. Pers adalah lembaga media untuk menyampaikan karya jurnalisme dalam bentuk apa pun kepada masyarakat luas. Pers, dalam arti sempit, terbatas hanya pada kegiatan publikasi yang menggunakan media cetak, termasuk buku. Sementara itu, pers dalam arti luas memasukkan semua media massa komunikasi yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang, baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan kata-kata lisan. Jadi, seiring perkembangan teknologi komunikasi, pers dalam arti luas mencakup seluruh kegiatan publikasi media apa pun bentuknya. Fungsi pers tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Selain itu, masih ada fungsi yang mesti diemban pers, yaitu fungsi mendidik tanggung jawab media dalam upaya mencerdaskan masyarakat, fungsi menghibur memberi daya tarik media agar diminati masyarakat, dan fungsi koreksi atau kontrol sosial terutama menyangkut kebijakan pemerintah dan penyimpangan di masyarakat. Melihat UU Nomor 40/1999, Pasal 3, 4, 5, dan 6, dapat disimpulkan betapa pentingnya fungsi pers bagi negara dan betapa beratnya tanggung jawab seorang insan pers. Untuk menjadi sosok insan pers yang sesuai dengan fungsi pers, dapat ditempuh salah satunya dengan berpatokan pada semilan elemen jurnalisme yang dirumuskan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. 1 Pers disebut sebagai salah satu pilar demokrasi bersama-sama dengan pilar lainnya, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Istilah pers sebagai pilar demokrasi disebut …. A. first estate B. second estate C. third estate D. fourth estate 2 Empat fungsi pers adalah …. A. informasi, mendidik, menghibur, dan menjaga moral B. informasi, menghibur, meningkatkan kepatuhan masyarakat, dan menjaga moral C. informasi, mendidik, menjaga moral, dan publikasi D. informasi, mendidik, menghibur, dan koreksi 3 Pers adalah kegiatan publikasi yang menggunakan media cetak termasuk buku merupakan pengertian dalam arti …. A. terbatas B. sempit C. luas D. menyeluruh TES F ORM AT IF 2 4 Dalam sebuah organisasi media massa, orang yang bertanggung jawab pada isi pemberitaan kepada atasannya atau kepada hukum negara dan kode etik jurnalistik disebut …. A. redaktur pelaksana B. pemimpin umum C. pemimpin redaksi D. editor 5 Apabila seorang wartawan ternyata sering salah menyampaikan data, artinya wartawan tersebut belum menghayati sembilan elemen jurnalisme. Elemen yang belum dihayatinya adalah …. A. truth B. loyalty to citizens C. independence D. verification 6 Gambaran tentang hati nurani jurnalisme dituangkan dalam buku The Elements of Jurnalism What Newspeople Should Know and The Public Should Expect. Buku ini dutulis oleh …. A. Karl Bucher dan Max Weber B. Karl Bucer dan Johan Carolus C. Max Weber dan Bill Kovach D. Bill Kovach dan Tom Rosenstiel 7 Perbedaan jurnalisme dengan pers adalah .... A. tidak ada bedanya B. hampir sama C. pers adalah lembaga yang melakukan kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah, memuat, dan menyebarkan berita, sedangkan jurnalisme adalah lembaga yang melakukan kegiatan jurnalisme D. jurnalisme adalah kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah, memuat, dan menyebarkan berita, sedangkan pers adalah lembaga yang melakukan kegiatan jurnalisme. 8 Apakah pemerintah Republik Indonesia sekarang boleh melakukan penyensoran, pemberedelan, atau pelarangan penyiaran terhadap pers? A. boleh B. tidak boleh C. tergantung pada pelanggaran yang dilakukan pers D. penyensoran hanya boleh dilakukan oleh Dewan Pers 9 Pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa yang diberitakan disebut …. A. views B. news C. editorial D. special article 10 Istilah publisistik hampir tidak dikenal di wilayah …. A. Belanda B. Jerman C. Amerika Serikat D. Hindia Belanda Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Arti tingkat penguasaan 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai. Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar 100% Jumlah Soal  Kegiatan Belajar 3 Pengertian Pers Pers adalah lembaga sosial atau media massa yang melaksanakan aktivitas jurnalistik dalam bentuk tulisan, gambar, suara, grafik dengan memanfaatkan media cetak maupun media elektronik dalam penyebarannya. Pers ada di semua media dalam bentuk media cetak contohnya koran, majalah, tabloid, dan berbagai buletin kantor berita. Pers meliputi semua media massa yang ada contohnya, media online, radio, televisi, media cetak, dan radio. Sejarah Perkembangan Pers Pada zaman pemerintahan Cayus Julius 100-44 SM di negara Romawi, dipancangkan beberapa papan tulis putih di lapangan terbuka di tempat rakyat berkumpul. Papan tulis yang disebut Forum Romanum itu berisi pengumuman-pengumuman resmi. Menurut isinya, papan pengumuman ini dapat dibedakan atas dua macam. Pertama Acta Senatus yang memuat laporan-laporan singkat tentang sidang-sidang senat dan keputusan-keputusannya. Kedua, Acta Diurna Populi Romawi yang memuat keputusan-keputusan dari rapat-rapat rakyat dan berita-berita lainnya. Acta Diurna ini merupakan alat propaganda pemerintah Romawi yang memuat berita-berita mengenai peristiwa-peristiwa yang perlu diketahui oleh rakyat. Sejarah Perkembangan Pers Dunia Eropa Sejarah perkembangan pers di dunia khusunya di eropa tak pernah jauh merupakan cerminan dari pada zaman Romawi dan ditandai dengan lahir wartawan-wartawan pertama. Wartawan-wartwan ini terdri atas budaj-budak belian yang leh pemiliknya diberi tugas mengumpulkan informasi, berita-berita, bahkan juga menghadiri sidang-sidang senat dan melaporkan semua hasilnya baik secara lisan maupun tulisan. Surat kabar cetakan pertama baru terbit pada tahun 911 di Cina. Namanya King Pau, Surat kabar milik pemerintah yang diterbitkan dengan suatu peraturan khusus dari Kaisar Quang Soo ini, isinya adalah keputusan-keputusan rapat-rapat permusyawaratan dan berita-berita dari istana. Tujuan Pers Pers atau media massa adalah lembaga yang mengumpulkan dan menyebarkan berbagai informasi dan pemahaman yang objektif pada setiap peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Sebagai Alat Sosialisasi Sosialization Pers atau media massa bisa berfungsi sebagai alat sosialisasi tentang nilai-nilai sosial dan mewariskannya dari satu generasi ke genarasi berikutnya. Pers juga bisa berfungsi sebagai alat pemersatu berbagai kelompok sosial yang ada di masyarakat. Hal tersebut dapat tercapai dengan cara menyebarkan berbagai pandangan yang ada sehingga tercapai sebuah konsensus. Fungsi Pers Sebagai Media informasi Untuk memberikan dan menyebarluaskan hal-hal yang mesti kita ketahui yakni suatu informasi. Sebagai Media Pendidikan Melakukan menyebarluaskan suatu informasi yang mendidik dengan sebuah tulisan-tulisan atau pemberitaan yang terkandung sebuah pengetahuan. Sebagai Media Intertaiment Sebagai wahana hiburan dengan menampilkan berbagai macam seputar aktivitas dari artis, selebritis, dan dalam suatu tampilan-tampilan yang menarik. Sebagai Media kontrol sosial Untuk memaparkan sebuah peristiwa yang buruk, keadaan-keadaan yang melanggar hukum, agar dalam peristiwa ini tidak terulang lagi dan membuat suatu kesadaran masyarakat. Sebagai Lembaga Ekonomi Pers Sebagai suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbitan yang menyajikan suatu berita dengan bernilai jual tinggi serta melakukan sebuah periklanan yang menambah dalam keuntungan pers. Ciri-ciri Pers Periodisitas Sebuah lembaga bisa disebut pers jika bisa menerbitkan informasi dan berita secara teratur dan periodik. Periodisitas mengedepankan jadwal terbit, irama terbit, serta konsistensi. Publisitas Pers harus dapat menyebarkan berita atau informasi kepada khalayak dengan sasaran yang heterogen, baik dari sisi psikografis ataupun geografis. Aktualitas Semua berita dan informasi yang dipublikasi oleh pers harus terkandung unsur kebaruan, menunjukkan peristiwa yang baru dan sedang hangat terjadi. Universalitas Melihat pers dari sumber dan keanekaragaman materi yang terdaoat di dalamnyaBiasanya pers menyuguhkan banyak informasi, tetapi selalu ada topik yang menjadi tajuk utama. Objektivitas Nilai moral dan etikan yang harus dijunjung tinggi oleh semua media massa dalam menjalankan profesinya, baik itu media cetak ataupun media online. Jenis-jenis Pers Media Massa Tradisional Pers atau media massa tradisional adalah semua media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media. Contoh media massa tradisional adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, film, atau layar lebar. Berikut ciri media massa tradisional Adanya proses seleksi informasi, diterjemahkan serta didistribusikan. Pers atau media massa hanya sebagai perantara dan mengirim informasi lewat saluran khusus. Penerima informasi adalah bagian dari masyarakat dan bisa menyeleksi informasi yang diterima. Interaksi antara sumber berita dan penerima dibilang cukup sedikit. Media Massa Modern Media massa modern adalah semua media yang mempunyai otoritas dan merupakan organisasi media, dan juga media yang tidak punya otoritas. Sekarang ini ada banyak media massa modern, contohnya situs berita online, blog, media sosial, aplikasi chat, dan lain-lain. Berikut ciri media massa modern Sumber informasi bisa mentransmisikan pesannya kepada penerima, baik lewat internet ataupun pesan SMS. Isi informasi atau pesan disediakan oleh banyak pihak, baik individu atauppun organisasi. Penyebaran informasi tidak lewat perantara dan interaksi individu yang sering terjadi. Penerima informasi busa menentukan waktu interaksi. Unsur-Unsur Pers Landasan Pers Menurut Keputusan Dewan Pers tertanggal 1 Desember 1974 yang ditandatangani Menpen Mashuri, SH, pers nasional berpijak kepada enam landasan. Pada zamn Orde Baru, enam landasan tersebut dijadikan semacam “rukun iman” bagi para pengusaha pers dan kalangan praktisi jurnalisitk agar tidak tersandung dan bebas dari ancaman perbredelan yang setiap saat mengahntui mereka oleh “hantu” pemerintah. Secara yuridis, ketika itu UU Pokok Pers 1982 sekarang UU pokok pers No. 40/1999 memang dikenal dengan tegas menyatakan terhadap pers nasional tidak dikenai pembredelan. Namun secara politis, pemerintah sering tak menggubrisnya . pemrintah melalui Depatemen Penerangan bisa kapan saj membrangus pers yang dianggapnya “tidak sejalan dengan kebijakan pimpinan nasional”. Deppen pada waktu itu adalah depertemen yang paling ditakuti oleh siapa pun yang berkecimplung dalam penerbitan pers nasional. Landasan Idiil. Yakni landasan idiil pers, tetap pancasila. Artinya, selam ideologi negara tidak diganti, suka atau tidak suka, pers nasional harus tetap merujuk kepada pancasila sebagai iedeologi nasional, dasar negara, falsafah hidup bangsa, sumber tata nilai, dan sumber segala sumber hukum. Di negara manapun, pers sangat dipengaruhi dan sangat bergantung pada ideologi serta sistem politik yang dianut negar bersangkutan. Dalam negara monarki, lahir dan berkembang pers monarki. Dalam negara liberal, lahir dan berkembang pers liberal kapitalistik. Lalu dalam negara majemuk seperti di indonesia, apakah etis mengambangkan pers liberal kapitalisitk yang berorientasi komersial semata dan hanya mengabdi kepada pemilik modal? Landasan Konstitusional. Landasan konstitusional, berarti menujuk kepada UUD 1945 setelah empat kali dilakukan amandemen dan ketetapan-ketetapan MPR yang mengatur tentang kebebasan berserikat, berkumpul, dan kebebasan menyatakan pikiran, pendapat baik lisan ataupun tulisan. UUD bukanlah kitab suci yang tak boleh diganti atau direvisi. UUD tidak perlu disakralkan. Dangat berbahaya apabila UUD hanya dijadikan alat ritual. UUD harus dijadikan senanriasa aktual. Pers nasional harus memiliki pijakan konstitusional agar tak kehilangan kendali serta jati diri dalm kompetisi era global. Landasan Yuridis Formal. Landasan yuridis formal, mengacu kepada UU Pokok Pers unutk pers, dan UU Po0kok Penyiaran untuk media radio siaran dan media telivisi siaran. Sekedar actaatn, dalam UU Pokok Pers pers dalam arti media cetak berkala dan pers dalam arti media radio siaran berkala dan media televsisi siaran berkala, diartikan sekaligus diperlakukan sama sehingga menjadi rancu serta difungsional. Landasan Strategis Operasional Landasan strategis operasional, mengacu kepada kebijakan redasional media pers masing-masing secara internal yang berdampak kepada kepentingan sosial dan nasioanl. Setiap penerbitan pers harus memilki garis haluan manajerial dan redaksional. Garis haluan manajerial berkaitan erat dengan filosofis, visi, orientasi, kebijakan dan kepentingan komersial. Garis haluan redaksional mangatur tentang kebijakan pemberitaan atau sesustu yang menyangkut materi isi serta kemasan penerbiutan media pers. Landasan Sosiologis Kultural Landasan sosiologis kutural berpijak pada tata nilai dan norma sosial budaya agama yang berlaju pada dan seklaigus dijunu8nmg tinggi oleh masyarakat bangsa indonesia. Pers indonesia adalah pers naisonal yang sarat dimuati nilai serta tanggung jawab. Pers kita bukanlah pers liberal. Dalam segala sikap dan perilakunya, pers nasional dipengaruhi dan dipagari nilai-nilai kultural. Landasan Etis Propesional. Landasan etis propesional menginduk kepada kode etik profesi. Setiap organisasi pers harus memiliki kode etik. Secara teknis, beberapa organisasi pers bisa saja sepakat untuk hanya menginduk keada satu kode etik. Tetapi secara filosofis, setiap organisasi pers harus menyatakan terkait dan tunduk kepada ketentuan kode etik. Ini berarti tiap organisasi pers boleh memiliki kode etik sendiri, boleh juga menyepakati kode etik bersama. Pilar Penyangga Pers Pers itu ibarat sebuah bangunan, pers hanya akan bisa berdiri kokoh apabila bertumpu pada tiga pilar penyangga utama yang satu sama lian berfungsi saling menopang, tritunggal/ ketiga pilar itu ialah Idealisme Pada pasal 6 UU Pokok pers pers nasional melaksanakan peranann sebagai berikut 1 Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui. 2 Menegaskan nilai-nilai dasar demokrasi dan hak-hak asasi manusia serta menghormati kebhinekaan. 3 Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat akurat, dan benar. 4 Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap halhal yang berkaitan dengan kepentingan umum. 5 Memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Hubungan Pers dan Politik Kini Maka itu, jika wartawan kini berpolitik terang-terangan memang punya sejarahnya. Jika mereka menjadi corong rakyat bukanlah hal yang tidak mugkin. Jika mereka mematut-matut diri di rapat partai politik, tidak perlu heran bahkan, jika mereka nanti ikut bergoyang dombret, dipanggung kampanye, janaan ditertawakan. Pun untuk yang menjadi peserta who want to be president? Kenapa tidak? Duduk perkaranya tinggal di soal, bisakah ia melaksanakan tugas kewartawanan dengan baik? Bukankah wartawan punya tugas yang cukup berat? “wartawan harus berpegang teguh pada kebenaran dan setia kepada rakyat” tegas Bill Kovach dan Tom Rosendstiel 2001. Wartawan bekerja demi kemaslahatan publik. Ia tidak boleh gampang was-was dan berpihak pada urusan selain berita. Kerja memverifikasi beritanya, selain harus transparan dan sistematis, mesti independen. Tidak selingkuh dengan partai poitik atau penguasa atau pengusaha. Sebab bisakah mengharapkan wartawan meliput secara benar orang yang memiliki hubungan personal, intim dan loyalitas dengannya? Harus ada jarak personal agar wartawan. Bisa meliput dan menilai berita dengan mandiri,. Dari sanalah, antara lain kebenaran, sebagai penyampai kisah yang punya kredibilitas. Pengakuan tersebut diperoleh tidak take of garanted. Tetapi secara berulang-ulang, terus-menerus, diupayakan melalui pelbagai kode dan konvensi kebenaran yang layak dipercaya khalayak. Kredibilitas. McNair, The Sociology of Pers Negatif dan Positif. Tatkala angin reformasi berhembus dengan kencang, koridor demokrasi pun perlahan tetapi pasti mulai terkuak. Ruang publik yang sebelumnya penuh dedngan jaring laba-laba kekuasaan yang setiap saat bisa membelenggu kebebasan pers Indonesai. Suara-suara alternatif yang sekian lama mengendap dibalik bilik kebisuan publik tiba-tiba menyeruak, seperti burung yang lepas dari sangkarnya, terbang kesana kemari. Kalau kita coba lukiskan perkembangan pers Indonesia akhir-akhir ini, paling tidak ada beberapa hal penting yang menujukan perubahan wajah pers pasca- Soeharto. Pertama, deregulasi media yang dilakukan rezim pasca-Soeharto seperti ditandai dengan dipermudahnya memperoleh izin dan dicabutnya sistem SIUPP telah menyebabkan maraknya penerbitan pers. Sayangnya peningkatan kuantitas media, belum dengan sendirinya disertai oleh perbaikan kualitas jurnalismenya. Sementara media yng cenderung partisan terus melakukan “sensasionalisme bahasa” seperti tampak lewat pemilihn judul headline yang bombantis atau desain cover yang norak, majalah dan tabloid hiburan justru melakuakn “vulgariasasi” dan “erotisasi” informasi seks. Kalau bisa diebut sebagai pers negatif, seperti itulah kriterianya. Kedua, maraknya apa yang disebut sebagai “media baru” new media dikalangan masyarakat kita akhir-akhir ini. Untuk menyebut di antaranya adalah internet dan teknologi multimedia yang semakin canggih. Akses internet membawa budaya baru dalam pemanfaatan waktu luang leisure time. Dengan Internet, batas-batas ruang dan waktu telah musnah. Dan banyak lagi nilai manfaat dan nilai positif yang bisa diambil dan digunakan oleh pengguna media, demi efisiensi dan efektif kegiatan sehari-hari, tak berlebih jika kategori pers seperti adalah pers positif. Ketiga, menguatnya fenomena aoa yag dikenal sebagai tesisi “imprealisme media. Fenomena ini disebablan globaliasi media transnasional dan invasi produk hiburan impor yang menguasasi pasar media dalam negeri. Pers Kepentingan. Benarkah media massa bebas kepentingan? Jawabanya tidak! Medi massa selalu terikat dan tumpang tindih dan sarat dengan pesan sponsor pemilik media, agenda terselebung dewan redaktur atau pun pelampiasan idealisme si waratwan. Ecenderungan pemberitaan media mssa akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa sadar atau tidak, ia mampu membakar pertentangan antar suku, agama dan ras. demikianlah artikel dari mengenai Fungsi Pers Pengertian, Tujuan, Ciri, Jenis, Unsur, Sejarah Perkembangan, Pilar Penyangga, Hubungan Politik, Positif, Negatif, Kepentingan, semoga artikel ini bermanfaat untuk anda semuanya. Setiap arti masyarakat tentu mendambakan keadaan yang tenang, aman dan teratur. Alasannya karena masyarakat tidak menginginkan situasi yang kacau dan tidak menentu. Namun kondisi normatif tersebut tidak selalu bisa terwujud secara utuh. Banyak penyimpangan sosial terjadi di dalam masyarakat yang berawal dari ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Pada banyak media massa, sering kita membaca berbagai macam perilaku menyimpang seperti; hubungan seks di luar nikah, tawuran pelajar, homoseksual, atau sekelompok remaja yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang narkoba, psikotropika. Perilaku-perilaku itu jelas tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Perilaku tersebut menggangu keteraturan sosial sosial order. Maka dari itu diperlukan adanya suatu kontrol sosial, sebagai upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang di dalam masyarakat. Kondisi seimbang terjadi jika ada keserasian antara perubahan dan stabilitas yang ada di dalam masyarakat. Kontrol SosialPengertian Kontrol SosialTeori Kontrol SosialFungsi Kontrol SosialMempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosialMemberikan imbalan kepada warga yang menaati normaMengembangkan rasa takutMengembangkan rasa maluMenciptakan Sistem HukumContoh Kontrol SosialPengucilanCelaanEjekanSebarkan iniPosting terkait Kontrol sosial bisa dikatakan sebagai metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan serta mengarahkan individu anggota masyarakat untuk bertindak sesuai arti norma dan makna nilai sosial yang sudah ada dan terlembaga dalam masyarakat. Pengertian Kontrol Sosial Kontrol sosial adalah tindakan pengawasan yang dilakukan dari suatu kelompok kepada kelompok lain guna memberikan arahan terhadap peran-peran individu atau kelompok sebagai bagian dari anggota masyarakat agar tercipta situasi bahkan keadaan kemasyarakatan yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Pengertian Kontrol Sosial Menurut Para Ahli Definisi kontrol sosial menurut para ahli, antara lain; Bruce C. Cohen Kontrol sosial ialah metode atau cara-cara yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak-kehendak kelompok luas tertentu. Joseph S. Roucek Pengertian kontrol sosial adalah segala proses yang sudah direncanakan atau yang belum diencanakan, yang memiliki sifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku. Peter L. Berger Arti kontrol sosial ialah berbagai cara atau upaya yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang. Teori Kontrol Sosial Teori kontrol sosial secara sederhana merupakan suatu usaha untuk menjelaskan perilaku kenakalan remaja dan bukan tindak kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa. Dalam fase masa muda banyak hal yang ingin diketahui dan di cobaoleh kaum sebagai saran eksperimen dan menambah pengetahuan akan dunia yang sedang dialami. Hal-hal baru yang ingin diketahuai remaja kadang kala menuntunnyapada arah perilaku yang kurang sesuai dengan norm-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Adanya perilaku menyimpang dalam kehidupan yang disebabkan oleh beragam factor yang melatarbelakanginya. Berkurangnya intensitas komunikasi serta pendekatan keluarga terhadap anaknya, sehingga menyebabkan keterlepasan anak tehadap figur, orientasi dan referensi dalam pembentukan kepribadiannya di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolahnya. Kepribadian-kepribadian yang terbentuk dalam dunia sosialnya ini, kelak akan menentukan dan berpenaruh besar terhadap karirnya dan akan menjadi kebiasaan dalam hidupnya. Dalam upaya persuasive untuk menanggulangi kenakalan yang berimbas pada perilaku menyimpang. Disini telah disediakan beberapa teori yang mungkin bisa diterapkan untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang dikalangan remaja, Teori kontrol sosial terbagi menjadi empat elemen Menurut F. Ivan Nye diantaranya Kontrol langsung yang diberikan tanpa mempergunakan alat pembatas dan hukum Direct kontrol imposedfrom without by means of restriction and punisment; Kontrol internalisasi yang dilakukan dari dalam diri secara sadar Internalized kontrol exercised from within through conscience; Kontrol tidak langsung yang berhubungan dengan pengenalan [identifikasi] yang berpengaruh dengan orangtua dan orang-orang yang bukan pelaku kriminal lainnya Indirect kontrol related to affectional identification with parent and other non-criminal persons; Ketersediaan sarana-sarana dan nilai-nilai alternatif untuk mencapai tujuan Availability of alternative to goal and values. Dalam kontrol sosial ada juga elemen-elemen tambahan yang harus diperhatikan yaitu Kasih sayang Attachment. Kasih sayang merupakan bentuk kemampuan manusia untuk turit serta melibatkan dirinya terhadap orang-orang disekelilingnya. Jika kasih sayang sudah tebentuk, diharapakan seseorang akan mampu menjadi orang perasa peka terhadap perasaan kehendak, bahkan pikiran orang lain. Fungsi Kontrol Sosial Fungsi dari adanya kontrol sosial di masyarakat. Antara lain; Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial Proses penanaman keyakinan tehadap norma sosial yang baik sangat diperlukan dalam rangka keberlangsungan tatanan bermasyarakat. Penanaman keyakinan akan contoh norma sosial yang baik ini dilakukan melalui tiga cara sebagai berikut. Sugesti sosial, dilakukan dengan cara mempengaruhi alam pikran seseorang melalui cerita-cerita dongeng maupun kisah-kisah nyata dari tokoh-tokoh terkenal. Kisah-kisah ini khususnya menyajikan tentang ketaatan tokoh-tokoh tersebut terhadap norma-norma, atau hasil karya mereka yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan harkat dan martabat kehidupan pada umunya. Jika seseorang banyak membaca atau memahami kisah-kisah dari tokoh-tokoh terkenal itu, diharapkan alam pikiran mereka akan berubah sedikit demi sedikit dan selanjutnya mencontoh perbuatan-perbuatan baik itu. Di sini peran ajaran agama sangat penting dalam mengarahkan anggota masyarakat tentang kebaikan suatu norma. Melalui lembaga pendidikan sekolah dan pendidikan keluarga, dengan lembaga-lembaga ini seorang anak diarahkan untk meyakini norma-norma sosial yang baik. Menonjolkan kelebihan norma-norma dibandingkan dengan norma-norma pada masyarakat lainnya. Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma Reward atau imbalan dalam hal ini bias berupa pujian dan pnghormatan, hingga pemberian hadiah yang berupa material. Pemberian imbalan ini memiliki tujuan agar anggota masyarakat tetap pada tindakannya melakukan perbuatan yang baik serta senantiasa menjadi figur yang memberikan contoh baik kepada orang lain di sekitarnya Mengembangkan rasa takut Memiliki perasaan takut akan mengarahkan seseorang untuk tidak melakukan perbuatan yang dinilai mengandung resiko. Dengan demikian, orang akan berkelakuan baik dan taat pada tata kelakuan atau adat istiadat sebab sadar bahwa perbuatan yang menyimpang dari norma-norma itu akan berakibat tidak baik bagi dirinya maupun orag lain disekitarnya. Rasa takut juga diajarkan dalam agama. Dalam agama diajarkan bahwa semua perbuatan yang menyimpang dari ajarannya akan mendapatkan ganjaran hukuman yang setimpal di akhirat nanti. Mengembangkan rasa malu Setiap individu ata anggota masyarakat memiliki “rasa malu”, akan tetapi dengan ukuran dan kadar yang berbeda-beda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Budaya malu berkenaan dengan “harga diri”. Harga diri seorang individu atau masyarakat akan turun jika seseorang melakukan kesalahan yang melanggar norma-norma sosial di dalam suatu masyarkat. Masyarakat akan menjadi sangat antusias mencela stiap anggotanya yang melakukan pelanggaran terhadap norma. Celaan itu dengan sendiriya akan menciptakan kesadaran untuk tidak mengulangi planggaran tersebut. Bila setiap pelanggaran terhadap norma dicela, maka dengan sendirinya akan timbul “budaya malu” dalam diri seseorang. Menciptakan Sistem Hukum System hokum merupakan suatu aturan yang disusun scara resmi dan disertai aturan tentang ganjaran atau sanksi tegas yang harus diterma oleh seseorang yang melakukan penyimpangan pelanggaran. Contoh Kontrol Sosial Sedangkan untuk contoh kontrol sosial yang ada di masyarakat. Antara lain sebagai berikut; Pengucilan Pengucilan merupakan suatu tindakan pemutusan hubungan sosial dari sekelompok orang terhadap seorang anggota masyarakat. Dengan pengucilan ini, terjadi sikap masa bodoh tidak perduli terhadap orang yang sedang dikucilkan. Bagi individu yang sedang dikucilkan dari kelompoknya, cepat atau lambat akan melakukan introspeksi diri dan mencoba mencari-cari penyebab tindakan anggota kelompok lain terhadap dirinya. Dengan demikian, kaidah-kaidah kelompok yang dahulu dilanggar oleh individu akan berangsur-angsur diluruskan dan dapat diterima lagi oleh indvidu agar tetap menjadi anggota kelompok seperti dahulu kala. Celaan Celaaan ialah tindakan kritik atau tuduhan terhadap suatu pandangan, sikap, dan perilaku yang tidak sejalan tidak sesuai dengan pandangan, sikap, dan perilaku anggota kelompok pada ini menjadi mudah dimengerti oleh seseorang karean diekspresikan dengan ucapan, protes, atau kritik yang terbuka dan langsung menuju ke sasaran. Ejekan Ejekan ialah tindakan membicarakan seseorang dengan menggunakan kata-kata kiasan,perumpamaan, atau kata-kata yang berlebihan serta bermakna negatif. Kadang-kadang digunakan kata-kata yang artinya berlawanan dengan apa yang dimaksud. Kesimpulan Sebagai makhluk sosial yang dinamis, setiap individu dalam masyarakat akan selalu berubah dan berkembang. Individu-individu itu akan selalu berinteraksi dengan yang lainnya sehingga menghasilkan perubahan sosial, baik itu hasil interaksi yang bersifat kemajuan maupun kemunduran. Perubahan-perubahan tersebut bias saja mengubah tatanan sosial yang sudah ada sehingga menimbulkan ketakseimbangan system sosial. Semisal, dengan adanya alat kontrasepsi kondom kaum muda tidak lagi melihat seks sebagai sesuatu yang sacral untuk siklus reproduksi meneruskan generasi, melainkan dipandang sebagai sebuah sarana rekreasi. Perubahan-perubahan seperti ini jelas menganggu keseimbangan sosial dalam masyarakat yang menjunjung tinggi norma kesusilaan dan nilai-nilai luhur sebuah perkawinan. Maka demikian tadi penjelasan dan uraian yang bisa kami utarakan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian kontrol sosial menurut para ahli, teori, fungsi, dan contohnya di masyarakat. Semoga memberikan pengetahuan mendalam. Secara umum pers merupakan kegiatan mengumpulkan informasi hingga menyunting berita yang dilakukan oleh berbagai media massa. Setiap negara memiliki peraturan mengenai pers yang berbeda-beda. Biasanya hal tersebut didasarkan pada bentuk negara dan bentuk pemerintahannya. Indonesia juga memiliki model persnya sendiri. Penasaran bagaimana pers dijalankan di Indonesia? Yuk, simak artikel tentang pengertian pers berikut ini. Pengertian Pers1. Menurut KBBI2. Menurut UU No. 40 Tahun 19993. Menurut Para AhliSejarah1. Masa Kolonial2. Masa Pers Cina3. Perkembangan Pers NasionalFungsi1. Secara Umum2. Pers Indonesia3. Fungsi LainnyaPeranCiri-ciri1. Periodisitas2. Publisitas3. Aktualitas4. Universalitas5. ObjektivitasJenis-jenis1. Pers Tradisional2. Pers ModernDasar HukumPerusahaan Pers1. Kantor Berita2. Berita3. Wartawan4. Dewan Pers5. Surat KabarTujuanHak dan Kewajiban1. Hak2. KewajibanKode Etik Sumber 1. Menurut KBBI Menurut KBBI, pers adalah penerbitan dan penyiaran berita. 2. Menurut UU No. 40 Tahun 1999 Pers adalah lembaga sosial yang menjalankan kegiatan jurnalistik. Kegiatan jurnalistik itu sendiri meliputi pengumpulan informasi, menulis berita, menyunting tulisan, hingga menerbitkan berita tersebut. 3. Menurut Para Ahli Sumber a. R. Eep Saefullah Fatah Pers merupakan pilar keempat demokrasi yang bisa digunakan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. b. Frederic S. Siebert Pers adalah seluruh media massa yang memenuhi syarat untuk mempublikasikan berita. c. Oemar Seno Adji Pers merupakan pendapat orang-orang melalui tulisan surat kabar maupun media massa lainnya. d. Kustadi Sutanhang Pers bisa dikatakan sebagai kumpulan keterampilan yang mencakup mengumpulkan, menyusun, mengolah, menyunting, hingga menyajikan berita dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat. e. Wilbur Schramm Pers adalah pengamat atau guru yang memberikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat. f. Mc. Luhan Pers merupakan penghubung satu tempat dengan tempat lainnya dan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya dalam waktu yang bersamaan. g. Raden Mas Djokomono Pers adalah pihak yang memiliki peran untuk membentuk pendapat di tengah-tengah masyarakat. h. Plato Plato mengatakan bahwa pers adalah salah satu dari 4 pilar negara demokrasi. i. Weiner Pers adalah 3 hal, yaitu wartawan, liputan, serta mesin cetak naik cetak. j. L. Taufik Pers merupakan kumpulan usaha media massa untuk memenuhi kebutuhan publik atas informasi. k. J. C. T. Simorangkir Pers adalah media massa yang mencakup media cetak majalah, surat kabar, tabloid dan media massa lain seperti televisi dan radio. Sejarah Sumber 1. Masa Kolonial Pada masa ini pers di Indonesia dipegang oleh pemerintah Belanda. Media massa yang ada diantaranya surat kabar, majalah, serta koran dengan Bahasa Belanda. Isi pers tersebut biasanya berhubungan dengan kepentingan Belanda dan keinginan mereka untuk menguasai Indonesia. 2. Masa Pers Cina Pada masa ini pers di Indonesia dipegang oleh orang-orang Cina. Media massa yang ada meliputi majalah, dan koran dengan Bahasa Cina. Tidak hanya orang Cina asli, pengurusnya juga termasuk keturunan Cina. 3. Perkembangan Pers Nasional a. Masa Penjajahan Belanda Tahun 1828 Belanda menerbitkan koran dengan nama Javasche Courant yang isinya adalah berita tentang pemerintahan. Sedangkan di Surabaya juga muncul surat kabar bernama Soerabaja Nieuws en Advertentieblad pada tahun 1835. Tak hanya itu, di wilayah lain Indonesia juga menerbitkan surat kabar dengan nama daerah mereka masing-masing. Daerah yang menerbitkan surat kabar tersebut adalah wilayah yang diduduki Belanda. Ada 16 kota yang telah dibuatkan surat kabar selain Surabaya, diantaranya Semarang dan Padang. b. Masa Penjajahan Jepang Dalam masa penjajahannya, Jepang secara perlahan mengambil alih surat kabar Indonesia. Ada beberapa kantor surat kabar yang akhirnya merger dengan tujuan menghemat pengeluaran. Namun, ternyata tujuan utama merger tersebut berhubungan dengan pengawasan Jepang terhadap isi surat kabar. Dengan kantor yang lebih sedikit, pengawasan lebih mudah dilakukan. Wartawan Indonesia hanya dijadikan karyawan biasa, sedangkan wartawan yang memiliki kekuasaan adalah orang-orang Jepang itu sendiri. Fungsi Sumber 1. Secara Umum Pers memiliki beberapa fungsi umum, diantaranya a. Menyajikan informasi peristiwa sehari-hari kepada publik b. Memberikan kontrol sosial di tengah kehidupan publik c Sebagai sarana menghimpun pendapat dan suara rakyat d. Beberapa kontennya memberi hiburan untuk publik e. Informasi yang disajikan bisa menambah pengetahuan masyarakat 2. Pers Indonesia Pers Indonesia secara khusus memiliki fungsinya sendiri, yaitu a. Media yang menjadi penyalur informasi bagi publik b. Media yang digunakan sebagai sarana penghimpun aspirasi rakyat c. Media yang digunakan sebagai sarana investigasi terhadap suatu permasalahan yang terjadi terhadap masyarakat d. Media yang bisa digunakan untuk menambah wawasan publik e. Media yang digunakan sebagai sarana pemerintah untuk memberitahukan kebijakannya kepada publik f. Memberikan kesejahteraan bagi publik 3. Fungsi Lainnya a. Media Hiburan Pers tidak hanya memberikan konten berita. Beberapa konten pers ada yang bersifat menghibur, misalnya cerita bersambung di dalam koran. b. Kontrol Sosial Pers menyajikan semua peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat, termasuk peristiwa yang buruk atau kejahatan. Hal-hal buruk yang disampaikan kepada masyarakat digunakan sebagai sarana untuk mengontrol mereka. c. Lembaga Ekonomi Dalam menjalankan kegiatannya, pers juga merupakan perusahaan yang membutuhkan keuntungan. Di balik kegiatannya, pers juga berusaha menghidupi diri mereka sendiri dengan iklan. d. Media Informasi Pers sebagai media informasi adalah fungsi utama pers. Semua informasi yang dibutuhkan publik disebarkan pers melalui berbagai media massa. e. Media Pendidikan Dalam menyajikan informasi, pers juga tak jarang memberikan bumbu-bumbu pendidikan kepada pembacanya. Peran Sumber Dalam menjalankan kegiatannya, pers memiliki beberapa peranan. Berikut adalah beberapa peran pers 1. Memberikan informasi kepada publik untuk memenuhi hak mereka 2. Menjunjung tinggi demokrasi, HAM, dan keragaman Indonesia 3. Memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik 4. Menjadi sarana yang digunakan untuk mengawasi dan memberi kritik terhadap apa yang terjadi di pemerintahan maupun masyarakat 5. Menjunjung tinggi nilai keadilan dan kebenaran dalam segala aspek kehidupan Ciri-ciri Sumber 1. Periodisitas Salah satu syarat pers adalah menerbitkan berita secara teratur dan berlanjut. Periodisitas ini berhubungan dengan jadwal terbit dan cara perusahaan mempertahankan jadwal tersebut. 2. Publisitas Pers memiliki kewajiban untuk menyajikan berita kepada publik secara heterogen. Hal ini sejalan dengan keragaman yang dimiliki Indonesia sehingga tidak akan terjadi kesenjangan. 3. Aktualitas Pers harus selalu menyajikan berita yang aktual. Setiap informasi yang disajikan kepada publik sebaiknya memiliki unsur kebaruan. 4. Universalitas Meskipun memiliki berita utama, tetapi pers juga harus memiliki keragaman berita dalam konten mereka. 5. Objektivitas Objektivitas adalah salah satu etika yang harus dijunjung tinggi oleh pekerja pers. Hal ini menyangkut objektivitas berita yang akan disampaikan kepada publik. Jenis-jenis Sumber 1. Pers Tradisional Pers tradisional merupakan semua media massa yang memiliki organisasi dan otoritas yang jelas sebagai perusahaan media. Pers jenis ini meliputi majalah, surat kabar, radio, televisi, dan tabloid. Media pers tradisional memiliki ciri-ciri, yaitu a. Terdapat proses menyeleksi informasi yang akan disampaikan kepada publik b. Pers hanya berfungsi sebagai sarana penyalur informasi kepada publik c. Pihak yang menjadi penerima informasi dari media pers termasuk ke dalam masyarakat dan dapat menyeleksi informasi yang diterima d. Hampir tidak ada interaksi antara media dengan publik 2. Pers Modern Pers modern adalah seluruh bagian dari pers tradisional yang ditambah dengan berbagai bentuk media pers baru yang bahkan tidak memiliki otoritas sebagai media pers. Media pers modern memiliki ciri-ciri, yaitu a. Informasi bisa disampaikan melalui publik melalui berbagai media selain internet b. Isi informasinya tidak hanya disediakan oleh media yang bersangkutan c. Tidak ada perantara dalam proses penyebaran informasi d. Penerima informasi dapat menentukan kapan mereka ingin mengonsumsi informasi tersebut Dasar Hukum Sumber Ada beberapa dasar hukum dalam praktek pers. Dasar hukum tersebut adalah sebagai berikut 1. Undang-undang Negara Indonesia Tahun 1945 2. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers 3. Kode etik jurnalistik Perusahaan Pers Sumber 1. Kantor Berita Kantor berita dapat dikatakan sebagai perusahaan pers yang mencakup berbagai media massa, termasuk media cetak, elektronik, serta media lainnya yang memungkinkan penyebaran penyebaran informasi terhadap publik. 2. Berita Berita merupakan fakta-fakta mengenai peristiwa tertentu yang disampaikan kepada publik. 3. Wartawan Wartawan adalah orang yang bertugas menjalankan kegiatan jurnalistik. Kegiatan jurnalistik tersebut mencakup pengumpulan informasi, penyusunan berita, penyuntingan berita, hingga penyajian berita. 4. Dewan Pers Dewan pers merupakan lembaga yang bertanggungjawab atas kebebasan pers di Indonesia. 5. Surat Kabar Surat kabar adalah rangkaian kertas yang berisi berita. Tujuan Sumber pixabay,com Pers memiliki beberapa tujuan penegakannya. Berikut adalah tujuan penegakan pers 1. Menyebarkan informasi kepada publik 2. Memberikan kemudahan akses informasi untuk publik 3. Melibatkan publik terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar mereka Hak dan Kewajiban Sumber 1. Hak a. Mencari informasi b. Memperoleh informasi c. Menyimpan informasi d. Mengolah informasi e. Memiliki informasi f. Menyampaikan informasi g. Tidak dibredel h. Tidak disensor i. Tidak mendapat halangan dari pihak tertentu dalam proses pengumpulan informasi j. Mendapatkan perlindungan hukum dalam pekerjaannya k. Memperoleh hak tolak 2. Kewajiban a. Memberikan pelayanan terhadap hak jawab b. Melakukan koreksi jika terdapat kesalahan pemberitaan c. Menyampaikan informasi yang benar d. Menjunjung tinggi kode etik jurnalistik e. Tidak diperbolehkan melanggar asas praduga tak bersalah f. Menghormati hukum yang berlaku Kode Etik Terdapat 11 pasal dalam kode etik jurnalistik, yaitu a. Pasal 1 Sumber b. Pasal 2 Sumber c. Pasal 3 Sumber d. Pasal 4 Sumber e. Pasal 5 Sumber f. Pasal 6 Sumber g. Pasal 7 Sumber h. Pasal 8 Sumber i. Pasal 9 Sumber j. Pasal 10 Sumber k. Pasal 11 Sumber Nah, itu tadi adalah penjelasan mengenai pengertian pers. Setelah membaca penjelasan tersebut sekarang kita bisa memahami fungsi, peran, hingga kode etik dalam pers. Pengetahuan mengenai pers harus diketahui publik karena pers merupakan salah satu sumber informasi terbesar bagi publik. Selain itu, pers juga sangat berguna sebagai jembatan hubungan rakyat dan pemerintah.

fungsi kontrol sosial dalam pers mempunyai tujuan